Napi Kendalikan Sabu 1,1 Ton, Ada 18 Paket Sabu di Kamar 

Senin, 14 Juni 2021 | 20:19:00 WIB

Metroterkini.com - Satgas Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat membongkar sabu 1,1 ton jaringan Timur Tengah. Jaringan ini rupanya dikendalikan oleh seorang narapidana.

"Transaksi narkoba jaringan Timur Tengah yang kali ini mereka bekerja sama dengan warga negara asing yang menjadi narapidana lapas di Cilegon," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (14/6/2021).

Jenderal Sigit menjelaskan kasus ini diungkap oleh Ditnarkoba Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat pada Mei-Juni 2021. Tim Satgas gabungan menangkap 7 orang di 4 lokasi di Gunung Sindur, Pasar Modern 115, hingga Apartemen Green Pramuka.

"Diamankan 5 WNI serta 2 WN Nigeria inisial CSN dan UCN dari hasil pendalaman barang bukti ini berasal dari Timur Tengah dan Afrika," katanya.

Peredaran sabu 1,1 ton jaringan Timur Tengah yang dikendalikan narapidana Lapas Cilegon. Saat penggeledahan, petugas lapas menemukan 18 paket sabu dari kamar pelaku.

Selain menemukan 18 paket kecil sabu, petugas menemukan 3 buah ponsel. Penggeledahan itu dilakukan saat pihak lapas menerima laporan dari Polda Metro Jaya perihal pengendalian narkoba dari dalam lapas.

"Tanggal 1 dan 2 Juni diambil oleh Polda (Metro Jaya). Dari kamar tersangka digeledah ada HP dan sabu milik mereka, ada sekitar 18 paket ukuran kecil, tidak ada bong," kata Kepala Lapas Cilegon Errytaruna kepada wartawan, Senin (14/6/2021).

Ketiga napi, usai kamarnya digeledah oleh petugas, langsung dibawa ke Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan. Dua pelaku merupakan warga negara Nigeria dan 1 pelaku warga negara Indonesia.

Erry mengatakan pihaknya akan menyelidiki kasus penyelundupan narkoba dan ponsel ke dalam lapas tersebut. Dia menyebut, selama pandemi, napi Lapas Cilegon tidak diperkenankan dikunjungi keluarga.

"Untuk alat komunikasi masih kita dalami bagaimana kok HP bisa masuk, padahal 2-3 hari sebelumnya operasi kok bisa masuk HP. Kami akan mendalami siapa yang memasukkan barang itu kalau ada indikasi yang salah kita tindak," kata dia. [**]

Terkini